Edukasi Kolaboratif Usus Buntu (Appendicitis)

Materi Edukasi Kolaboratif Usus Buntu (Appendicitis)

Aspek Klinis APP 
Appendicitis adalah peradangan pada appendiks, karena tersumbatnya lumen oleh Fekalith (Feses), hiperplasi pada jaringan limfoid, dan cacing usus. Obtruksi lumen merupakan penyebab utama appendiks. Erosi membran mukosa appendiks dapat terjadi karena parasit seperti Entamoeba histolytica, trichuris trichiura, dan Enterobius vermikuris.
usus
Usus

Tanda dan gejala APP

  1. Nyeri perut kanan bawah dan biasanya disertai dengan demam ringan, mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan.
  2. Nyeri tekan lokal pada titik McBurney bila dilakukan tekanan.
  3. Nyeri tekan lepas. Terdapat kostipasi atau diare.
  4. Nyeri lumbal, bila appendiks melingkar di belakang sekum.
  5. Nyeri defekasi (BAB) bila appendiks berada di dekat kandung kemih atau ureter.
  6. Pemerikasaan rectal positif jika ujung appendiks berada di ujung pelvis.
  7. Apabila appendiks sudah rupture, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen terjadi akibat aleus paralitik.
    Penyakit Usus Buntu ( appendicitis)
    Penyakit Usus Buntu ( Appendicitis )
Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium
Pemeriksaan darah leukosit lebih 13.00/mm3. Pemeriksaan urin sediman dapat normal atau terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila appendiks yang meradang menempel pada ureter atau vesika.

2. Radiologi
Pemeriksaan CT Scan atau USG dapat menegakkan diagnose appendicitis.

Penatalaksannaan Medis

1. Penanggulangan Konservatif
Diberikan pada penderita yang mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian anti biotic yang berguna untuk mencegah infeksi.

2. Operasi
Jika diagnose sudah jelas dan tepat maka akan dilakukan operasi membuang appendiks ( appendiktomy). Penundaan appendiktomi dengan pemberian anti biotic dapat mengakibatkan abses dan perforasi. Pada abses appendiks dilakukan drainge (mengeluarkan nanah).

3. Pencegahan tersier
Tujuan utamanya untuk mencegah terjadinya komplikasi antara abdomen. Bila diperkirakan terjadi perforasi maka abdomen di cuci dengan garam fisiologis atau antibiotic. Pasca operasi diperlukan perawatan intensif dan pemberian antibiotic dengan lama terapi disesuaikan dengan besar ibnfeksi intra ambdomen.

Diet Pasca Bedah Tujuannya adalah:

  1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein).
  2. Mengganti kehilangan Protein, Glikogen, zat besi dan zat gizi lain. 
  3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan. 
    penyakit usus buntu.png
    Usus Buntu

Jenis Diet dan Indikasi pemberian
1. Makanan Pasca Bedah II (MPB I)
Selama 6 jam sesudah pembedahan, makanan yang diberikan berupa air putih, teh manis, air kacang hijau, sirup, air jeruk manis, dan air kaldu jernih. Makanan di erikasn secara bertahap sesuai kemampuan dan kondisi pasien, mulai dari 30cc/Jam.

2. Makanan Pasca Bedah II (MPB II)
Merupakan diet perpindahan dari diet Pasca Bedah I. Makanan diberikan dalam bentuk kental, berupa sari buah, sub, susu, dan pudding rata-rata 8-10 kali selama pasien tidak tidur.

3. Makanan Pasca Bedah III (MPB III)
Merupakan perpindahan diet pasca II. Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari.

4. Makanan Pasca Bedah IV (MPB IV)
Makanan yang deberikan berupa makanan lunak yang di bagi dalam 3 kali makanan lengkap dan satu kali makanan selingan. Demikian ulasan yang saya dapat sampaikan semoga bermanfaat bagi kita semua yang baca.

Demikian ulasan yang saya dapat sampaikan semoga bermanfaat bagi kita semua yang baca.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Edukasi Kolaboratif Usus Buntu (Appendicitis)"

Catat Ulasan